Haruskah Kita Tinggalkan WhatsApp? Ini Jawaban Pengamat



 WhatsApp sedang jadi sorotan dalam beberapa hari akhir karena program chatting punya Facebook itu umumkan penyempurnaan peraturan privacy untuk beberapa pemakainya.


Salah satunya point dalam penyempurnaan ini ialah keputusan perusahaan untuk share data dengan Facebook. Peraturan ini sesungguhnya sempat dipublikasikan pada beberapa pemakai pada 2016.


Mengakibatkan, ada ajakan yang ajak pemakai untuk berpindah dari WhatsApp dan beralih ke program chatting lain, seperti Telegram atau Sinyal.


Menyaksikan keadaan ini, Tekno Liputan6.com juga menanyakan ke pemerhati keamanan cyber Alfons Tanujaya berkenaan ajakan seperti itu dan apa yang bisa dikerjakan pemakai.


Alfons menjelaskan, pemakai sesungguhnya tak perlu sampai betul-betul tinggalkan WhatsApp. Karena, apa yang dikerjakan oleh WhatsApp, tidak berlainan dari perusahaan internet lain.


"Menurut irit saya, pada konsepnya perusahaan internet mana akan lakukan skema yang serupa," papar Alfons.


Harus dipahami, pembagian data yang dikerjakan WhatsApp ke Facebook ialah metadata pemakainya. Peranan ini umumnya digunakan untuk tampilkan iklan yang lebih individual.


Walau begitu, bukan bermakna customer tidak bisa lakukan apa-apa. Alfons menjelaskan customer perlu tetap menahan satu perusahaan kuasai pasar dengan rasio begitu besar.


"Jadi, pakai lebih satu program pesan instant. Mulai pakai Telegram, Line, atau Sinyal bukan lantaran lebih aman atau mungkin tidak mengeksploitasi data, tetapi agar tidak ada penguasa pasar yang begitu menguasai," katanya.


Ini dikerjakan supaya perusahaan mana juga sebagai penguasa pasar tidak bertindak angkuh. Karena, pada konsepnya perusahaan yang menguasai mempunyai kecondongan monopolistik.


Bola Online Terpercaya Pada keadaan itu, pemakai bisa tidak dikasih alternatif lain. "Jadi, customer disuruh pilih sepakat atau berbeda sekali menggunakan aplikasinya," papar Alfons meneruskan.


Tetapi di lain sisi, WhatsApp telah memiliki komitmen untuk mengaplikasikan enkripsi end-to-end di platformnya. Jadi, pembicaraan antar pemakai bukan jadi data yang dapat diintip dan dibagi demikian saja.


"Sebab sama info yang diberi, seluruh komunikasi WhatsApp dienkripsi end-to-end yang berarti cuman pemakai baik individu atau anggota group chat yang mempunyai kunci dekripsi dan enkripsi," catat Alfons dalam penjelasannya.


Bahkan juga, Alfons menjelaskan tidak ada faksi yang lain mempunyai kunci dekripsi ini, terhitung WhatsApp. Jadi, isi pembicaraan pemakai di program itu ditegaskan aman dan tidak ada faksi yang lain bisa mengenalinya.


Walau begitu, Alfons tidak tutup peluang traffic komunikasi WhatsApp bisa disadap. Hal tersebut manfaatkan jaringan Wi-Fi, ISP, ISP mediator dan penyuplai service mobile yang ada di jaringan yang serupa dengan penguna.


"Tetapi, hasil sadapannya ialah data berbentuk terenkripsi dan diperlukan kunci dekripsi untuk buka data ini. Sesaat cuman pemakai WhatsApp berkaitan yang lagi lakukan chat yang memiliki, dan proses dekripsi berlangsung automatis," tutur Alfons.


Alfons memvisualisasikan kesusahan untuk pecahkan kunci dekripsi ini sama seperti dengan usaha merusakan enkripsi data yang digembok ransomware. Dalam kata lain, cuman pemilik kunci dekripsi yang bisa membukanya.


Awalnya, WhatsApp memperjelas mengenai penyempurnaan peraturan privacy yang barusan diaplikasikan untuk beberapa pemakainya.


Melalui pengakuan terkini, program punya Facebook itu memperjelas penyempurnaan ini sesungguhnya cuman berlaku untuk pembicaraan dengan account WhatsApp Business.


Dalam info sah yang diterima, Rabu (13/1/2021), pemakai API WhatsApp Business sekarang benar-benar bisa saja menggunakan infrastruktur hosting Facebook dalam berkomunikasi lewat WhatsaApp.


Selaku info, pada Oktober 2020, WhatsApp sudah umumkan pebisnis bisa memakai supplier faksi ke-3 , terhitung diantaranya Facebook.


Nanti, supplier faksi ke-3 yang dipilih bisa menjalankan API WhatsApp Business dari pebisnis.


Selaku contoh, jika pebisnis menggunakan infrastruktur hosting dari Facebook, pembicaraan yang dikerjakan bisa ditaruh di server Facebook.


"Bila pemakai bicara dengan usaha yang pilih sistem penyimpanan di luar WhatsApp, kami akan tampilkan pemberitahuan di chat itu," papar perusahaan dalam penjelasannya selanjutnya.


Lewat ada pemberitahuan itu, perusahaan memberi kebebasan untuk pemakai untuk meneruskan atau hentikan hubungan dengan account usaha yang memakai supplier faksi ke-3 .


Sesaat pemakai account WhatsApp Business gratis atau API WhatsApp Business yang memakai service hosting intern masih diproteksi enkripsi end-to-end.


"Pembicaraan dengan account usaha yang masih memakai service hosting WhatsApp, masih terlindung enkripsi end-to-end seperti umumnya," catat perusahaan tutup pengakuannya.

Postingan populer dari blog ini

trying to prevent suicides

South Carolina Gov. Henry McMaster to campaign with Trump in New Hampshire

Musicians as well as designers believe in a different way towards everybody more - you just need to listen to all of them speak